Lebah dan Jamur Lembah dan Puisi-Puisi Lainnya

22/08/2025

 

Cendawan Tak Sejati

Di ingatan
Cerlang awal pekan terserak tepian jalan
Batang berpepagan—rebah sisi trotoar
Pada muka irisan, koloni tumbuh mirip cendawan
Dan demi sebentuk asing jamur lendir
Langkah kakiku pun meminggir

(Hati) beludru cokelat
Yang aku lihat
Berdiri rapat-rapat
Satu klaster padat
Chocolate tube slime mold
Amidst silver, it is gold

Stemonitis splendens
Cendawan tak sejati yang tersimpan di galeri
Terpotret sebelum ngengat episteme bisma
Serta tudung-tudung kecil marasmius rotula
Menjadi abadi
Di memori perburuan Senin pagi

K, 2024-2025
 


Reviviscence—Marasmius Rotula

Jauh jarak, hati kering-retak
Usai temu, ia rehidrasi
Bangkit kembali, puisi-puisi
Seperti marasmius rotula
Yang diguyur basah cuaca
Setelah kemarau menyiram lama

Bila musim sedang tak basah
Marasmius rotula mengkerut
Tak bertubuh, tak berwajah
Tapi bila musim lembap melimpah
Ia muncul dengan suka hati
Riang menghias punggung kayu mati

Mengapa hati—
kerap seperti jamur payung berkerah?
Bertumbuh karena temu
Berubah karena pisah

Lelah hatiku—entah hatimu
Merindu-membenci
Mengering-rehidrasi
Berkali-kali

K, 2024-2025 

 

Rindu Berlipat Ganda: Kau dan Koloni Schizopora Paradoxa

Bisakah kau lewat jalan setapak ke ringin baca?
Pada musim penghujan
Andai kata kau berkenan 
Berjalan kaki, dekat saja
Siapa tahu dari arah barat, sebelah kanan
Bisa kau lihat koloni schizopora paradoxa
Selimuti bekas potongan batang tua

Jikalau ada
Abadikan satu untukku
Nanti ‘kan kusematkan namamu
Pada umpan Instagram-ku

Aku tidak sedang di sumur kita
Untuk menimba pengetahuan dan etika
Namun, aku amat ingin lewat jalan setapak ke ringin baca
Untuk melihat apakah schizopora paradoxa ada
Menjamur di tepiannya

Bisakah kau lewat jalan setapak ke ringin baca?
Suatu hari bila aku duduk di selasar dekat sana

Akan kualihkan sejenak pandanganku dari horizon
Atau dari burung yang mengantuk-ngantuk di pagupon 
Sekadar mengagumimu sebentar
Mungkin juga menimbang apakah aku cukup berani?
Memanggil dan memberitahumu:
Selain letak schizopora paradoxa berkoloni
Potensi keberadaan bird’s nest fungi 

K, 2024-2025

 

Lebah dan Jamur Lembah

Kau lebah
Sedang aku hanya jamur di lembah
Tak bisa kusediakan sari
Untuk kau jadikan madu, nanti

Kau terbang, bersayap indah
Sedang aku hanya lekat di punggung tanah
Tak bisa kukejar kau dengan lari
Apalagi mengajakmu menari-nari

Kadang aku takut kau lebah Penberthy
Beri tahu hal bijak yang terdengar benar sekali
Seperti yang Buzz ingat pernah Bert katakan,
“Satu-satunya jalan ke luar adalah masuk ke dalam”

Hanya satu kalimat, renunganku cepat:
Mendambakanmu yang lebah
Sedang aku jamur di lembah
Rasa-rasanya terlalu gegabah

Kau lebah
Yang kuharap datang dan singgah
Berkata aku juga cukup indah
Secantik bunga-bunga yang sedang merekah

K, 2024-2025

(Terinspirasi dari buku To Bee or Not to Bee karya John Penberthy) 

 

Nostalgia

Di Instagram
Seorang teman maya pernah bilang
Split-gill-ku seperti bintang-bintang
Cantik-menakjubkan

Andai ia tetangga
Aku akan mengajaknya banyak bicara
Tentang jamur-jamur
Atau paus bungkuk
Dan hal-hal yang kami cintai di laut

Ah, laut
Cintaku yang telah lama luput

K, 2024-2025



Hidayatul Ulum, merupakan alumni Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang. Perempuan yang akrab disapa Hida ini gemar memotret jamur—apa pun jenisnya, ia menyebutnya Jamy. Puisi-puisinya telah dimuat di sejumlah media, antara lain SIP Publishing, Bacapetra.co, Basabasi.co, Kompas.id, Magrib.id, Majalahelipsis.id, Pronesiata.id, Redaksi Marewai, Cantante.id, Tatkala.co, Omong-Omong Media, dan Janang.id. Ia dapat dihubungi melalui akun instagram @hida_adenanthera.