Menerka Mahasiswa Penulis di Tasikmalaya

14/06/2022

Menerka Mahasiswa Penulis di Tasikmalaya

 

Perempuan ber-almamater biru dari kampus yang dibanggakannya  itu dengan sabar sedang mengarahkan temannya untuk memotret dirinya pada angle yang tepat. Dia membawa sebuah buku yang berjudul “Mahasiswa Tasikmalaya Beraksi Dengan Karya”, perempuan itu mengacungkan bukunya seolah-olah sedang memamerkan kerja kerasnya selama ini dalam membuat karya tulis. Tak lupa juga dengan buket bunga mawar yang bertengger di tangan kirinya. Begitu sudah berada di posisi yang pas dengan latar belakang gedung rektorat kampus Institut Agama Islam Tasikmalaya, temannya pun memberikan aba-aba. 1. 2. 3. Cekrek. Si perempuan menghampirinya untuk melihat hasil jepretan tersebut, dia tersenyum lebar karena hasil fotonya sebagus dengan apa yang diinginkannya. Mereka pun bergantian untuk berfoto.

“Menulis sebuah buku sampai menerbitkannya sekarang ini menjadi semangat baru bagi mahasiswa Tasikmalaya,” ujar salah satu pemberi sambutan sambil melihat satu persatu mahasiswa dengan khidmat, “Karya yang dipersembahkan untuk Indonesia ini akan menjadi salah satu pusat keilmuan, pusat literasi, dan pusat keintelektualisasian para mahasiswa.”

Siang yang berawan itu, di hari Sabtu tanggal 11 Juni 2022, acara launching buku sedang diadakan di kampus Institut Agama Islam Tasikmalaya, para mahasiswa dari berbagai kampus tampak memenuhi gedung aula. Beberapa dari mereka mengangkat kameranya untuk mengabadikan meriahnya acara. Banyak mahasiswa yang berpendidikan di sini membuat suasana dipenuhi semangat muda. Ada yang datang dengan rombongan kampusnya, ada pula yang hanya berdua dengan temannya. Kami dari Langgam Pustaka, sebagai salah satu penerbit buku yang diundang untuk memeriahkan acara tersebut. Meskipun ini bukan pertama kalinya menghadiri acara launching buku, namun kebanggaaan tersemat dalam hati kami karena menjadi bagian dari penerbitan buku kumpulan karya-karya tulisan mahasiswa Tasikmalaya oleh Forum Mahasiswa Penulis Tasikmalaya.

Forum-forum yang mewadahi kegiatan tulis menulis ini cukup diminati oleh para mahasiswa, hal ini tak lepas dari dorongan untuk menunjukkan keeksistensiannya dalam menjadi manusia berintelektual. Oleh sebab itu, banyak komunitas-komunitas penulis, terutama dari kalangan mahasiswa, yang ingin menerbitkan karya tulisnya menjadi sebuah buku.

***

Menulis buku adalah kegiatan yang kelihatannya mudah dilakukan tapi sukar dilaksanakan. Bagaimana tidak? Di tengah gempuran sosial media saat ini seperti Instagram, Twitter, Facebook, dll, para penulis memiliki tantangan baru supaya tulisannya dapat menarik minat para pembaca. Menulis sendiri artinya kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan pengetahuan ke dalam bentuk tulisan dengan menggunakan aksara atau simbol untuk dibaca oleh orang lain. Proses menemukan sebuah ide, mulai menulis, kemudian mandek di tengah jalan, perasaan bahagia saat tulisan selesai dan sampai diterbitkan, semua itu dihadapi oleh para mahasiswa yang terjun di bidang tulis menulis. Kebanyakan dari para penulis muda itu memiliki dorongan yang berbeda-beda, misalnya untuk mengekspresikan ide atau gagasan, ingin mempunyai karya selagi menjadi mahasiswa, atau hanya untuk sekadar ajang eksistensi diri. Selain tantangannya yang cukup berat, yang paling seru dari kegiatan tulis menulis ini adalah membuat diri kita sebagai penulis menjadi terkenal. Orang yang namanya tersemat dalam buku karyanya selalu memiliki ciri khas yang unik sebagai ‘roh’ dari tulisannya yang menjadikan mereka dikenal orang lain, entah itu dari gaya penulisannya atau isi tulisannya yang beda dari yang lain.

“Kita, sebagai mahasiswa harus berani beda, beda dalam artian yang positif. Tidak apa-apa jika kita menjadi beda di antara semua mahasiswa yang lain dan membuat diri kita dikucilkan, karena itu menjadikan diri kita spesial,” kata salah satu penulis mahasiswa yang ditunjuk untuk berbicara mewakili semua penulis.

Rekannya berpendapat serupa. “Banyak hal yang menguntungkan ketika kita menjadi beda, salah satunya yaitu kita menjadi lebih unik. Kita unik untuk menjadi salah satu pelopor dalam membagikan ilmu yang didapat di kampus, kita unik untuk menjadi pusat literasi mahasiswa Tasikmalaya,” ujarnya sambil berapi-api.

Besarnya minat para mahasiswa Tasikmalaya dalam menulis tentunya membuahkan hasil. Acara launching buku dengan tema Kita Yang Muda Kita Yang Berprestasi Melalui Karya Menuju Tasikmalaya Berliterasi itu sukses digelar. Semua yang hadir mendapatkan buku karya mahasiswa-mahasiswa hebat yang berjudul Mahasiswa Tasikmalaya Beraksi Dengan Karya (Jilid 2). Dengan senyuman yang lebar penuh kebanggaan, mereka berfoto bersama di atas panggung.

Suksesnya acara tersebut tentunya diharapkan dapat mendorong semua mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa kota Tasikmalaya untuk lebih aktif dalam dunia literasi. Berkurangnya minat membaca di negara kita harus dijadikan pecutan supaya lebih termotivasi untuk menulis dan menerbitkan sebuah karya. Tentunya hal ini tak mudah untuk dilakukan, tetapi jika kita yakin dan mempunyai keinginan yang besar maka akan selalu ada jalan.

(Red./Silfi)