Milenial dan Gen Z dalam Partisipasi Politik

05/10/2023

Partisipasi politik bukan lagi menjadi hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia, mengingat saat ini adalah masanya hal-hal berbau politik muncul dan ramai di permukaan. 14 Februari 2023, ini tentu akan menjadi sejarah baru bagi masyarakat Indonesia dan dunia perpolitikan, dimana segala hal tentang politik akan muncul dan bersaing untuk mendapatkan kedudukan dan hal yang ingin dicapainya. Untuk sampai pada puncaknya tentu hari-hari yang dilalui akan menjadi saksi betapa gencarnya pertarungan politik untuk mendapatkan hari rakyat.

     Partisipasi politik merupakan pilar utama dalam sistem demokrasi yang meliputi segala bentuk keterlibatan dalam proses social. Mulai dari memilih, hingga ikut berkontribusi dalam kebijakan dan Tindakan pemerintah. Sebagai pemilih untuk tahun 2024 nanti, kita termasuk orang-orang yang akan berpartisipasi aktif dalam politik Indonesia. Partisipasi politik ini merupakan fondasi dari sistem demokrasi. Karena itu, rakyat seharusnya lebih mendominasi, dan keputusan politik seharusnya mencerminkan kepentingan warga negara, karena ketika rakyat berpartisipasi aktif dalam politik, maka sistem akan berjalan dengan baik.

     Selama ini masyarakat banyak beranggapan bahwa partisipasi politik ini hanya merupakan bagian dari kepentingan pemerintahan dan negara, meskipun terkadang realita kenyataan mendukung hal tersebut. Namun sejatinya partisipasi politik tersebut sebenarnya adalah ajang masyarakat untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan pemerintah. Partisipasi politik ini akan sejalan dan selaras jika proses politik berjalan secara stabil.

     Partisipasi politik di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 81%, dengan 158.012.506 pemilih yang menggunakan hak pilihannya dari seluruh jumlah pemilih terdaftar dalam DPT ( Daftar Pemilih Tetap) sebanyak 199.987.870 orang. Lalu bagaimana dengan tahun depan? Apakah 14 Februari 2024 akan menjadi saksi bahwa masyarakat berpartisipasi aktif dalam politik? Atau malah sebaliknya?

     Pada pemilu 2024 ini, partisipasi politik yang banyak diharapkan adalah dari kalangan mahasiswa, karena mereka mencapai 56% dari daftar pemilih tetap. Generasi milenial dan gen Z ini menjadi golongan terbesar dalam pemilu 2024. Rahmad Santoso selaku Plh. Direktur Politik dalam Negri, juga mengatakan bahwa para mahasiswa diharapkan bukan hanya berpartisipasi dalam hak pilih, namun juga dalam hal menciptakan pemilu yang terlegitimasi dan terintegrasi.

  Mengapa Partisipasi Politik Itu Penting?

Partisipasi politik merupakan dasar demokrasi

~ Franklin D. Roosevelt

      Partisipasi politik ini menjadi penting karena:

  • Pengaruh yang adil. Warga negara memiliki pengaruh langsung terhadap pemimpin yang akan memimpin negara dan kebijakan yang akan diterapkan dengan adanya partisipasi politik.
  • Kontrol dan akuntabilitas. Dengan adanya partisipasi politik, pemerintah tidak dapat berlaku seenaknya dalam menjalankan pemerintahan, karena rakyat dapat memonitor kinerja pejabat yang terpilih serta mengingatkan mereka akan tanggung jawab yang dimiliki sebagai pemimpin.
  • Keanekaragaman ideologi. Partisipasi politik membuat kemungkinan untuk mempertemukan keberagaman pandangan politik serta ideologi untuk diwakili dalam pemerintahan. Sehingga mampu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.

     Partisipasi politik akan lebih meningkat jika masyarakat memiliki hal yang mendukung, seperti Pendidikan atau edukasi yang dimiliki. Orang-orang yang memiliki pendidikan akan cenderung ikut berpartisipasi aktif dalam politik. Selain itu, kondisi ekonomi yang baik juga kan menjadi alasan seseorang berpartisipasi. Tidak kalah penting, akses yang baik juga menjadi salah satu alas an peningkatan partisipasi. Karena mereka dengan akses informasi dan berita yang  baik cenderung akan menjadi orang yang berpartisipasi aktif dalam partai politik.

     Setiap pemilihan, partisipasi politik merupakan hal yang harus diperhitungkan. Namu nada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam meningkatkan partisipasi politik, yaitu ketidakpercayaan rakyat pada pemerintah. Tentu ini sudah menjadi hal yang cukup familiar, karena kebanyakan dari rakyat tidak memiliki kepercayaan terhadap jalannya pemerintahan, sehingga rasa ikut serta dalam partisipasi politik menjadi berkurang atau mungkin menghilang. Selain itu, kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari dan belum matangnya demokrasi juga menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah dan negara dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

       Partisipasi politik ini bukan hanya sekedar hak pilih dalam pemilu, Namun terdapat hal-hal lain yang dapat kita lakukan untuk ikut berpartisipasi dalam politik. Hal tersebut dapat berupa aktivisme dan protes, dengan ikut dalam  aksi-aksi protes, demokrasi, dan kampanye politik . Selain itu kita juga dapat berpartisipasi dalam partai politik dengan bergabung dan bekerja di dalam partai politik tersebut.

     Partisipasi politik ini bukan hanya hak, namun juga kewajiban untuk memastikan bahwa suara rakyat adalah hal utama dalam pengambilan keputusan pemerintah. Saat warga negara aktif dalam proses politik, maka masyarakat akan memiliki peluang lebih baik dalam mencapai kontrol pemerintah yang efektif, dan representasi yang beragam. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk memahami hak dan kewajibannya dalam partisipasi politik. Agar mampu menciptakan dan membangun masyarakat yang lebih baik dan adil, serta mampu terlibat dalam menciptakan kebijakan publik yang efektif dan mengadvokasi upaya-upaya untuk memperjuangkan kepentingan publik.

 

 

Nama: Fransiska Vazyabilla

Email : vazyabifransiska@gmail.com

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Andalas