Misteri, dll.

15/11/2022

Di Hadapan Pasrah

 

Lengking suara takut

Hampir membunuhku secara perlaha.

Terdengar langkah kaki seorang yang berpaling perlahan, tanpa pamit tanpa meninggalkan sepucuk surat perpisahan.

Ia beranjak setelah nafas terisak dan suara mulai tiada

Tidak terdengar sayup-sayup suara halusnya

Kian jauh matanya melepas dari pintu hati

Kian hari kian jauh kabar terdengarnya, hingga rabun sudah tak pernah hadir untuk sekedar menyapa luka yang nganga.

Ia meninggalkan kenangan dan genangan

Di hadapan pasrah, aku tak bisa; biar saja aku dikutuk waktu terus berputar di kepergian.

 

 

 

Menjelma

 

Aku ingin menjelma mata sayumu, mengendalikan segala hal yang dapat membuatmu menangis, karna aku benci air mata.

Bisa aku sesekali hadir di dalamu, di dalam dirimu, mimpimu, bayangmu, segalanya.

Sesekali aku ingin menikmati bagaimana rasanya dihangatkan dalam dekapan, dihidupkan dalam gelapnya malam.

Di dalam dirimu,

Aku ingin hidup lama, selama bagaimana kita saling bertukar cerita dan luka

hingga aku mati bahagia di dalam dirimu.

Di dalammu ada hangat yang tak pernah aku dapat.

Ada harapanku yang sengaja aku tinggalkan di sana.

 

 

 

Biru

 

Lebam sedalam palung

Menerka cerita dalam yang telah bertumpuk hanya tentangmu.

Aku menempuh jauh tak mengenal arah, hanya ada marah dan peluh mengelilingi tubuhku,

Jika ada yang benar-benar dapat meredam semuanya

Mungkin itu hanya kau sebagai pembuat onarnya

Singgasana yang kupersiapkan sedemikian rupa

Di leburkan hanya dengan dua bilah kata

“ aku pergi “

 

 

 

Misteri

 

Mempestakan segala duka

Aku tiada menikmati luka yang kau berikan

Aku menikmati semuanya

Mengundang rekan dengan menyajikan mereka segelas air mataku yang baru saja aku peras setelah kepergianmu.

Lengkap sudah tamu undangan yang aku hadirkan pada pesta menikmati kepergianmu

Karna aku enggan larut dalam dirimu,

Aku enggan jatuh pada luka yang menganga.

Memang benar saja

Kepergian tidak harus ditangisi

Ku sajikan saja dukanya dan melapangkan dada atas sebuah kepergian

 

 

 

Raden Muhammad ZaidanInstagram : @sir.aden