Konversi dan Puisi-Puisi Lainnya

12/12/2025

 

Tanpa Coba Tunda Intermeso 

Jam kerja selesai, semua perintah beres, apa yang tidak?
Tanpa coba tunda intermeso, saat jumpa dekatkan tangan
saling sentuh/bersiap diri (aku & kamu) berjalan ke gang
sempit, rumah saling menghadap & berdesakan membuat
kotak bertumpuk, pasangan mata melihat curiga – oh, dia
telah salah, tetapi tanpa maksud bertukar pikir, lebih baik
menghindari konflik, sebab di ujung gang letak yang dituju,
berjalan jauh tak apa-apa untuk dapatkan hikmah, berkas
sinar & larik-larik cahaya berharga dari penyair tua:

dunia, kata & makna 

mengusung damai/tanpa permusuhan

pengetahuan, ilmu & cahaya

perjalanan setiap masa, zaman, generasi

dalam tangan, dalam genggaman

pemuda & masa depan

adalah langit biru

mata memandang jauh ke atas

pesawat yang bergerak cepat

satelit diluncurkan

setinggi bintang 

kukatakan sebelum pulang 

panjang umur puisi

panjang umur penyair.

2024

 

Konversi   

Ke arah mana menghubungkan surga/taman firdaus,
seluruh angkutan penuh, jalan dikuasai rambu-rambu
& para pendosa kena tilang sebelum sampai ke tujuan,
ditatap hina wajah, susahnya meski memohon damai,
konversi yang hilang, sekarat tubuh dibakar matahari,
& keadilan mana, & rahmat mana yang masih tersisa, 
pohon kuburan di sisi jalan memberi teduh, debu-debu
membayangkan pekatnya jelaga neraka, ilustrasi yang
tergambar/mengharap catatan lain ada, ya, semacam   
SIM & STNK – menghapus kengerian, & yang dapat 
dipergunakan sebagaimana mestinya,

perjalanan masih lanjut, tetapi semata

menenangkan pikiran

menghindar dari cara ugal-ugalan 

menggunakan jalan, memberi

jalan, memelihara jalan

<<ikuti arah rambu>>

dalam bau aspal & karet ban

menjaga kemudi

sabuk pengaman

& udara mobil

memercikkan air bunga

sampai turun di lobi surga.

2024


Bukan Ophelia

Tentu saja ia bukan Ophelia, jangan coba mengganti 
karakter; mengubah peran; menukar posisi – bermain
panggung yang tua & lapuk, papan-papan terbaring
kesakitan tanpa drama & setiap tragedi harus diakhiri,
terutama kematian sia-sia; maupun cinta percuma, 
kau akan saksikan kebaruan cerita, fiksi yang memikat
& itulah yang kau tunggu, datang di belantara klimaks,
berjalan pada satu babak, 

apa kau menyadari, 

sejak lampu padam semua hanya menduga

melihat yang tak tampak

kegelapan yang mendebarkan

suara yang asing, di sela musik pengiring      

untuk mengalihkan isu

bukankah keindahan itu lahir dari kejujuran 

yang tidak dikamuflase

sudah tentu kau menyukai/

tapi jangan berharap

mereka punya pikiran sama

ya, mungkin saja 

mungkin pada babak selanjutnya

baru mengerti

& tak pernah terlambat.

2024


Upacara Runtuh di Pinggang Bulan  

Cinta ditunda seperti beban berat, & atau dipadamkan
seperti lilin, upacara runtuh di pinggang bulan/muatan
jiwa hilang, pria-wanita: melautkan jam pasir; melepas   
partikel jantung; membiarkan korek api tersentuh hujan
satu sama lain menyimpannya di kotak – mungkin nanti
meledak/bom waktu, bekas siluet dipajang pada lukisan
laut yang gelap, di sini masihkah dipanjatkan harap,

ke ujung yang paling dalam menyelam

jika itu mungkin, 

& dengan bijak menyingkirkan 

segala gemerlap dunia

ombak sirkus

di mana pun mengalir

di bawah gelombang pasang

jadilah kapal tenang

melambai bebas pada sorot mata badai

biar semua mengacaukan

atau menghancurkan patung

cinta jauh tidak peduli lagi.

2024


Berlari di Bawah Langit Berlian 

Berlari lebih jauh lagi, berlari di bawah langit berlian
& kilau menghujaniku dengan satu jam petir - nyala   
lilin di tangan nyonya yang baru pulang dari arisan/
sepotong lirik lagu terdengar menyimpang, nyanyian
orang-orang yang kalah dalam cinta & memilih tetap
bahagia dengan & atau tanpanya, sebab jalan masih
panjang; menempuh rimbun kebun laut; mengapung     
pesawat di udara, semua sepakat untuk bilang, 

tidak ada kesedihan hari ini

meskipun runtuh bangunan & pasir 

bukit haruslah hijau

memangku matahari yang pulang

tempat bersarang burung-burung yang transit

esok migrasi ke pulau 

& kota ke kota 

membuat rancangan

pada kertas putih

mulai memperhitungkan 

bagaimana langkah catur

tak melipat tubuh

meloloskan diri dari tekanan  

mengambil segelas jeruk

memeras kesejukan

memberi kebebasan & jalan berpikir.

2024
 

Faris Al Faisal, penyair dan pendiri Rumah Puisi.