
Tanpa Coba Tunda Intermeso
Jam kerja selesai, semua perintah beres, apa yang tidak?
Tanpa coba tunda intermeso, saat jumpa dekatkan tangan
saling sentuh/bersiap diri (aku & kamu) berjalan ke gang
sempit, rumah saling menghadap & berdesakan membuat
kotak bertumpuk, pasangan mata melihat curiga – oh, dia
telah salah, tetapi tanpa maksud bertukar pikir, lebih baik
menghindari konflik, sebab di ujung gang letak yang dituju,
berjalan jauh tak apa-apa untuk dapatkan hikmah, berkas
sinar & larik-larik cahaya berharga dari penyair tua:
dunia, kata & makna
mengusung damai/tanpa permusuhan
pengetahuan, ilmu & cahaya
perjalanan setiap masa, zaman, generasi
dalam tangan, dalam genggaman
pemuda & masa depan
adalah langit biru
mata memandang jauh ke atas
pesawat yang bergerak cepat
satelit diluncurkan
setinggi bintang
kukatakan sebelum pulang
panjang umur puisi
panjang umur penyair.
2024
Konversi
Ke arah mana menghubungkan surga/taman firdaus,
seluruh angkutan penuh, jalan dikuasai rambu-rambu
& para pendosa kena tilang sebelum sampai ke tujuan,
ditatap hina wajah, susahnya meski memohon damai,
konversi yang hilang, sekarat tubuh dibakar matahari,
& keadilan mana, & rahmat mana yang masih tersisa,
pohon kuburan di sisi jalan memberi teduh, debu-debu
membayangkan pekatnya jelaga neraka, ilustrasi yang
tergambar/mengharap catatan lain ada, ya, semacam
SIM & STNK – menghapus kengerian, & yang dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya,
perjalanan masih lanjut, tetapi semata
menenangkan pikiran
menghindar dari cara ugal-ugalan
menggunakan jalan, memberi
jalan, memelihara jalan
<<ikuti arah rambu>>
dalam bau aspal & karet ban
menjaga kemudi
sabuk pengaman
& udara mobil
memercikkan air bunga
sampai turun di lobi surga.
2024
Bukan Ophelia
Tentu saja ia bukan Ophelia, jangan coba mengganti
karakter; mengubah peran; menukar posisi – bermain
panggung yang tua & lapuk, papan-papan terbaring
kesakitan tanpa drama & setiap tragedi harus diakhiri,
terutama kematian sia-sia; maupun cinta percuma,
kau akan saksikan kebaruan cerita, fiksi yang memikat
& itulah yang kau tunggu, datang di belantara klimaks,
berjalan pada satu babak,
apa kau menyadari,
sejak lampu padam semua hanya menduga
melihat yang tak tampak
kegelapan yang mendebarkan
suara yang asing, di sela musik pengiring
untuk mengalihkan isu
bukankah keindahan itu lahir dari kejujuran
yang tidak dikamuflase
sudah tentu kau menyukai/
tapi jangan berharap
mereka punya pikiran sama
ya, mungkin saja
mungkin pada babak selanjutnya
baru mengerti
& tak pernah terlambat.
2024
Upacara Runtuh di Pinggang Bulan
Cinta ditunda seperti beban berat, & atau dipadamkan
seperti lilin, upacara runtuh di pinggang bulan/muatan
jiwa hilang, pria-wanita: melautkan jam pasir; melepas
partikel jantung; membiarkan korek api tersentuh hujan
satu sama lain menyimpannya di kotak – mungkin nanti
meledak/bom waktu, bekas siluet dipajang pada lukisan
laut yang gelap, di sini masihkah dipanjatkan harap,
ke ujung yang paling dalam menyelam
jika itu mungkin,
& dengan bijak menyingkirkan
segala gemerlap dunia
ombak sirkus
di mana pun mengalir
di bawah gelombang pasang
jadilah kapal tenang
melambai bebas pada sorot mata badai
biar semua mengacaukan
atau menghancurkan patung
cinta jauh tidak peduli lagi.
2024
Berlari di Bawah Langit Berlian
Berlari lebih jauh lagi, berlari di bawah langit berlian
& kilau menghujaniku dengan satu jam petir - nyala
lilin di tangan nyonya yang baru pulang dari arisan/
sepotong lirik lagu terdengar menyimpang, nyanyian
orang-orang yang kalah dalam cinta & memilih tetap
bahagia dengan & atau tanpanya, sebab jalan masih
panjang; menempuh rimbun kebun laut; mengapung
pesawat di udara, semua sepakat untuk bilang,
tidak ada kesedihan hari ini
meskipun runtuh bangunan & pasir
bukit haruslah hijau
memangku matahari yang pulang
tempat bersarang burung-burung yang transit
esok migrasi ke pulau
& kota ke kota
membuat rancangan
pada kertas putih
mulai memperhitungkan
bagaimana langkah catur
tak melipat tubuh
meloloskan diri dari tekanan
mengambil segelas jeruk
memeras kesejukan
memberi kebebasan & jalan berpikir.
2024
Faris Al Faisal, penyair dan pendiri Rumah Puisi.




