Rivalitas Manchester, Antara Depot Kereta Api Sampai ke Gereja Taat

09/05/2023

Pertandingan Premiere League 2022/2023 senin dini hari yang mempertemukan antara Manchester United melawan West Ham United kembali menjadi pertandingan yang memperberat langkah Manchester United guna mengamankan slot di Liga Champion musim depan. Bayangkan, pertandingan yang diharapkan akan memangkas jarak dengan Newcastle yang berada di posisi 3, justru menjadi pertandingan yang anti klimak. Di gadang-gadang siap untuk merebut kembali posisi top three, skuad asuhan Erik Ten Hag dipaksa menerima kekalahan lewat gol semata wayang yang dicetak oleh Ben rahma.

            Berbanding terbalik dengan sang tetangga, Manchester City justru baru saja menunjukkan kembali keperkasaan dan dominasinya kala bersua dengan Leeds United. Mereka sukses menggilas Leeds dengan skor 2-1. Tak telak memang, namun itu cukup untuk membuat klub yang dimiliki oleh Sheikh Mansour tersebut kokoh di puncak klasemen.

            Memang, semenjak kepemilikannya dipegang penuh oleh Sheikh Mansour, Manchester City menjelma menjadi klub raksasa dan papan atas di Eropa, bahkan dunia. Untuk diketahui, Sheikh Mansour adalah Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Uni Emirat Arab. Selain hidup di kalangan pemerintahan, Sheikh Mansour juga adalah seorang pebisnis paling berpengaruh di Timur Tengah.

            Hal itu jelas semakin memengaruhi panasnya rivalitas di Kota Manchester. United dengan segala sejarah panjangnya tentu tak ingin dilangkahi begitu saja oleh sang tetangga yang semakin gagah dengan uang berlimpahnya. Walau berasal dari kota yang sama, masing-masing klub memiliki penggemar garis kerasnya sendiri dan bersikeras membuktikan diri bahwa hanya ada satu yang terbaik di antara mereka.

            Ditinjau secara historis, Manchester United pertama kali berdiri pada tahun 1878 dengan nama awal Newton Heath L&YR F.C. Nama itu diambil karena tim sepak bola ini adalah tim depot perusahaan Kereta Api Lancashire dan Yorkshire Railway di Newton Heath. Semenjak tahun 1902, klub ini memisahkan diri dari kuasa perusahaan Kereta Api dan resmi menyandang nama Manchester United setelah sebelumnya sempat mewacanakan nama Manchester Central dan Manchester Celtic.

            Sedangkan embrio kelahiran Manchester City sebagai sebuah klub sepak bola berawal dari inisiasi seorang perempuan. Periode tahun 1880, kota Manchester dihantui oleh tindakan kriminal yang tinggi. Pemerintahan yang masih dikendalikan penuh oleh Gereja di bawah komando Romawi pada saat itu membuat Anna Connel, putri dari Arthur Connell yang diangkat menjadi Kepala Gereja St Mark di West Gorton, sebuah distrik bagian timur Kota Manchester, menginisiasi pembentukan sebuah asosiasi olahraga pemuda dengan maksud menurunkan tingkat kejahatan dan mengalihkan pemuda kepada kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat. Berawal terbentuk dengan nama St.Marks (West Gordon). Tujuh tahun berselang, klub ini berganti nama menjadi Ardwick AFC. Kembali tujuh tahun setelahnya, klub ini mulai dikenal dengan nama Manchester City hingga sekarang.

            Sementara jika dilihat dari sisi geografis, letak markas The Red Devil tidak terletak benar-benar di pusat kota Manchester, namun berada di distrik metropolitan Trafford, Greater Manchester, sedikit di pinggir Kota Manchester. Berbeda dengan Etihad stadium yang menjadi markas dari Manchester City, berada di tengah kota, komplek sportcity, Manchester, dan dimiliki oleh Dewan Kota Manchester. Hal itu jugalah yang membuat fans dari Manchester City menjuluki dirinya sebagai The Citizen yang memiliki arti penduduk asli kota

            Jika merunut kembali Rivalitas di antara dua klub Manchester ini, peristiwa serangan udara Nazi terhadap beberapa kota di Inggris pada tahun 1947 bisa disebut sebagai pemicu yang semakin membakar kebencian di antara mereka satu sama lain. Serangan Nazi itu membuat beberapa wilayah di Inggris porak poranda, tak terkecuali Old Trafford. Hal itu membuat Manchester City mengizinkan United untuk menggunakan stadion Maine Road untuk sementara ketika mereka melaksanakan pertandingan kandang. Masalah mulai muncul ketika ada perbedaan pandangan terkait besaran uang sewa dan bagi hasil penjualan tiket. Lambat laun, hal itu membuat The Citizen geram dan mengusir suporter MU dari Main Road pada pertengahan 1949. Semenjak itu, pertemuan rival ini selalu menjadi pertandingan yang dinantikan dan selalu menyuguhkan banyak drama, baik antara pemain, suporter, bahkan saling sikut antara manajemen tim.

            Beberapa drama yang paling diingat antara lain adalah ketika George Best yang ketika itu berseragam Manchester United mematahkan kaki Glyn Pardoe, seorang pemain City dalam pertandingan derby Manchester tahun 1970. Di era 2000-an, momen Roy Keane melakukan tekel keras dan menyeramkan yang mengakhiri karir sepakbola ayah Erling Haaland, yaitu Alf-Inge Haaland pada April 2001. Bahkan, Roy Keane dengan terbuka mengakui bahwa tekel itu ia lakukan secara sadar dan tak pernah mendatangkan penyasalan baginya sedikitpun.

            Memasuki pekan ke-36 Premiere League 2022/2023, Manchester United masih bertengger di posisi ke-empat dengan perolehan poin 63. Sedangkan sang tetangga berisik berada di puncak dengan torehan 82 poin, di atas Arsenal yang masih menjadi pesaing terdekat untuk meraih titel jawara. Meskipun perburuan trophy Liga Inggris musim ini agak sulit bagi sang setan merah, masih menarik untuk sama-sama kita nikmati rivalitas antara United dengan City ini, setidaknya untuk mengakhiri perdebatan siapa yang lebih bernasib baik di musim 2022/2023.