Kekuasaan dan Manipulasi Bahasa dalam Novel "Animal Farm"

30/06/2025

Filsafat kontemporer dikenal akan kontribusinya dalam teori kritis dan filsafat bahasa Jurgen Habermas. Lahir di Jerman tahun 1929, memberikan sumbangsih terhadap pemahaman masyarakat modern, terutama dalam konteks komunikasi, rasionalitas, dan demokrasi. Melanjutkan tradisi Mazhab Frankfurt, sekolah filsafat yang mengkritik kondisi sosial masyarakat. Habermas mengembangkan teori kritis bertujuan untuk menganalisis dan mengubah masyarakat. Salah satu konsep kunci dalam teori Habermas adalah "tindakan komunikatif." Terjadi ketika individu terlibat dalam dialog yang bertujuan untuk mencapai pemahaman bersama. Tindakan komunikasi, menghasilkan kesepakatan bersama didasarkan pada alasan yang kuat. Mengkritik bagaimana media massa, politik, dan ekonomi dapat mendistorsi komunikasi dan menghambat dialog yang sehat. Habermas juga mengkritik modernisasi yang tidak terkendali. Berpendapatan bahwa modernisasi telah menyebabkan dominasi sistem terhadap kehidupan manusia.

Ia percaya bahwa dialog dan rasionalitas, dapat mengatasi ketidaksetaraan dan mencapai masyarakat yang lebih manusiawi. Fokusnya pada dialog dan pembentukan bahasa dalam ruang publik tidak terlepas dari sastra. Sastra sering kali menjadi tempat berbagai suara dan perspektif saling berbenturan dan berdialog. Karya sastra, dapat dilihat sebagai sebuah ruang publik mini. Tokoh-tokoh di dalamnya mewakili lapisan masyarakat, dengan pandangan dan kepentingan berbeda. Dialog yang terjadi antara tokoh-tokoh ini merefleksikan dinamika sosial lebih luas. Apakah dialog yang terjadi bersifat rasional dan terbuka? Ataukah terdapat upaya manipulasi atau dominasi?

Animal Farm Novel klasik asal Inggris karya Geogre Orwell, tahun 1945 kisah tentang revolusi binatang yang gagal. Binatang-binatang di sebuah peternakan, tertekan oleh tuan mereka, berontak dan mendirikan pemerintahan mereka sendiri, berdasarkan prinsip-prinsip "Animalisme". Binatang-binatang di sana hidup sengsara karena diperlakukan buruk dan kekurangan makanan. Segalanya berubah ketika seekor babi tua bernama Mayor menginspirasi mereka untuk melakukan revolusi. Mayor mengajarkan ide Animalisme, filosofi bertujuan mencapai kesetaraan dan kebebasan bagi semua hewan. Mayor bermimpi tentang dunia di mana hewan tidak lagi diperbudak oleh manusia. Mereka mendirikan pemerintahan sendiri dan mengimplementasikan tujuh prinsip Animalisme. Dua babi cerdas, Snowball dan Napoleon, muncul sebagai pemimpin dalam revolusi. Konflik muncul antara Snowball dan Napoleon tentang arah peternakan. Napoleon mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin tunggal dan secara bertahap mengubah aturan Animalisme untuk m m kekuasaannya. Dia memanipulasi sejarah dan propaganda melalui Squealer, babi yang pintar berbicara, untuk mengelabui binatang-binatang lain. Animal Farm berubah menjadi peternakan yang selama ini diimpikan oleh Mayor di mana binatang menjalankan hidup sendiri tanpa penindasan, tetapi dengan pemerintah tirani yang jauh lebih buruk daripada Pak Jones.

 

Refleksi Ruang Publik yang Terdistorsi

"Sekarang, Kamerad, apa sih, sifat kehidupan kita? Mari kita hadapi: hidup kita ini sengsara, penuh kerja keras, dan pendek. Kita lahir, kita diberi begitu banyak makanan, ...” (Hal. 5)

Tuan mayor, si Babi tua, membuka orasinya dihadapan para binatang di peternakan dengan kata "Kamerad" menunjukkan usahanya membangun kesamaan tujuan. Mengajak binatang-binatang lain untuk berpikir kritis tentang kondisi saat itu. Menilai sifat hidup mereka secara objektif, dan mengangkat pertanyaan tersembunyi dibalik sistem yang ada. Ucapannya bertujuan untuk kesadaran bersama tentang penindasan. Menciptakan identitas bersama sebagai ’binatang’ yang harus berjuang untuk kebebasan bersama. Meskipun begitu, tidak semua binatang mengerti ucapan tuan Mayor. Sistem dominasi itu telah menanamkan idelogi yang menghalangi binatang untuk memahaminya.

"Ketiga babi (Snowball, Napoleon, Squealer) itu telah mengelaborasikan ajaran si tuan Major ke dalam suatu sistem pemikiran yang komplet, yang kemudian mereka beri nama Binatangisme ..” (Hal. 15)

Kata "elaborasi" menunjukkan bahwa ketiga babi (Snowball, Napoleon, dan Squealer) tidak hanya meniru ajaran Mayor, tapi mereka mengembangkannya secara detail dan sistematis. Mereka berusaha untuk mengubah ide-ide dasar menjadi sebuah sistem pemikiran yang utuh. Menunjukkan bagaimana ide revolusioner yang mulanya sederhana, berubah menjadi sistem yang lebih kompleks. Proses elaborasi, menuntun pada interpretasi berbeda dan menimbulkan konflik di antara para penganutnya. Nama "Animalisme" menunjukkan usaha membentuk ideologi berbasis pada kehidupan dan keberadaan binatang. Ideologi memiliki potensi menguasai pikiran dan perilaku orang banyak. Ideologi bisa menjadi alat berpengaruh dalam menjalankan kekuasaan. Meskipun Animalisme lahir dari cita-cita yang mulia, sistem kompleks ini bisa memicu kontradiksi dan perbedaan pendapat diantara penganutnya. Terlihat dalam perbedaan penafsiran antara Snowball dan Napoleon tentang ideologi yang sama. Adanya idelogi tersebut kemudian munculkan perintah-perintah yang diresmikan oleh pemimpin peternakan (Snowball dan Napoleon). Apa pun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh. Apa pun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman. Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian. Tak seekor binatang pun boleh tidur di ranjang. Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol. Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain. Semua binatang setara.

Para binatang menduga bahwa buah-buah itu akan dibagi dengan adil; tetapi, pada suatu hari ada pengumuman bahwa buah-buahan yang jatuh ke tanah itu akan dibawa ke ruang penyimpanan perlengkapan untuk dikonsumsi oleh babi-babi.

Kemudian Squeler, si Babi memberikan penjelasan. "Saya harap kalian tidak membayangkan bahwa kami, babi-babi, melakukan ini semua dengan semangat mementingkan diri sendiri dan hak-hak istimewa kami ... satu-satunya alasan kami mengambil susu dan apel adalah untuk memelihara kesehatan. Susu dan apel (hal ini sudah dibuktikan dalam penelitian ...” (Hal. 35)

Titik awal ketimpangan mulai muncul. Squealer, ahli propaganda, mendistorsi pesan, menghalangi percakapan jujur antar binatang. Menciptakan informasi sepihak menguntungkan babi. Binatang lain mungkin tidak mengerti atau tidak mengingat prinsip Animalisme. Terjebak dalam kesadaran semu diciptakan oleh Squealer. Awal dari pergeseran kekuasaan di Animal Farm. Babi mulai menjalankan hidup lebih nyaman, menguasai sumber daya, sedangkan binatang lain bekerja keras tanpa mendapatkan manfaat yang sama.

"...Tak seekor binatang pun lebih percaya daripada kamerad Napoleon bahwa semua binatang itu setara. Ia akan amat bahagia untuk membiarkan kalian mengambil keputusan sendiri. Tetapi, kadang-kadang akan membuat keputusan yang salah .. Andai saja kalian memutuskan untuk mengikuti Snowball, dengan khayalannya tentang kincir angin itu—Snowball, yang seperti kita tahu, tidak lebih baik daripada penjahat?” (Hal. 57).

Menunjukkan penggunaan retorika dan emosi untuk memanipulasi binatang lain dan memanipulasi mereka agar mendukung Napoleon. Squealer dengan sengaja memainkan kata untuk menciptakan persepsi positif tentang Napoleon. Menyatakan bahwa Napoleon percaya pada kesetaraan, dan dia bahkan ingin binatang lain mengambil keputusan sendiri. Ini membuat Napoleon tampak seperti pemimpin yang baik hati dan demokratis. Secara halus mengarahkan perhatian binatang pada Snowball dan menunjukkannya sebagai "penjahat". Dia menggunakan kata-kata yang memiliki konotasi negatif, seperti "khayalan" dan "penjahat", untuk menciptakan persepsi negatif terhadap Snowball. Squealer menyebutkan Snowball sebagai penjahat untuk menimbulkan trauma dan ketakutan pada binatang-binatang lain. Mereka sudah terbiasa dengan kekerasan dan penindasan dari manusia, sehingga mereka mudah dipengaruhi oleh rasa takut.

"Sepanjang tahun binatang-binatang itu bekerja seperti budak. Namun, mereka bahagia melakukan pekerjaan, mereka tidak mengeluhan setiap upaya atau pengorbanan mereka, amat menyadari bahwa segala sesutau yang mereka lakukan adalah untuk diri mereka sendiri dan untuk yang lahir setelah mereka...” (Hal. 61)

Mengungkapkan adanya distorsi komunikasi dalam Animal Farm. Binatang-binatang dipaksa menafsirkan realitas dengan cara yang diinginkan pemerintah yang berkuasa. Binatang hidup dalam kesadaran semu yang diciptakan oleh propaganda dan manipulasi dari pihak yang berkuasa. Mereka percaya bahwa bekerja demi kebaikan bersama, padahal sebenarnya dipaksa bekerja keras tanpa mendapatkan penghargaan seharusnya. Bahwa penindasan bisa terjadi secara halus dan tanpa kekerasan terbuka. Mereka dipaksa untuk menerima sistem yang tidak adil dengan alasan yang seolah-olah benar.

 

“Animal Farm” sebagai satir politik

Animal Farm merupakan satire politik yang menceritakan tentang Revolusi Rusia dan kejatuhan kekuasaan komunis di Uni Soviet. George Orwell menggunakan hewan-hewan sebagai metafora untuk menegaskan bahaya dari penyalahgunaan kekuasaan, distorsi komunikasi, dan hilangnya rasionalitas dalam menjalankan pemerintahan. Habermas menekankan rasionalitas komunikatif dalam mencapai kesadaran kolektif dan menghindari dominasi. Di Animal Farm, melihat bagaimana rasionalitas komunikatif terkalahkan oleh manipulasi, propaganda, dan penindasan. Animalisme digambarkan sebagai ideologi yang mulanya dirancang untuk mencapai keadilan dan kesetaraan. Namun, ideologi ini dimanfaatkan oleh Napoleon untuk mencapai kekuasaan dan menindas binatang lainnya.

Orwell menyindir sistem politik yang otoriter dan tidak demokratis. Napoleon mewakili pemimpin yang menghalangi percakapan yang jujur dan mendistorsi informasi untuk menjalankan kekuasaan yang sewenang-wenang. Meskipun cerita ini menampilkan binatang sebagai karakter utama, Orwell sebenarnya menyindir sifat manusia dan kecenderungan mereka untuk menyalahgunakan kekuasaan.

"Animal Farm" merupakan alegori satir tajam mencerminkan teori kritis Habermas tentang ruang publik yang terdistorsi. Melalui kisah hewan-hewan yang menggulingkan manusia penindas mereka, tetapi kemudian jatuh ke dalam tirani babi-babi, Orwell mengungkap bahaya manipulasi bahasa, penindasan, dan hilangnya rasionalitas komunikatif dalam masyarakat. Babi-babi, yang dipimpin oleh Napoleon, menggunakan propaganda, distorsi informasi, dan kontrol atas media untuk mengendalikan pikiran hewan lain dan mempertahankan kekuasaan mereka.

Awalnya, hewan-hewan di Manor Farm memiliki visi ideal untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara, didasarkan pada "Tujuh Perintah Animalisme". Namun, visi ini terdistorsi oleh ambisi dan ketamakan babi-babi, yang dipimpin oleh Napoleon. Babi-babi, yang awalnya berjuang untuk kesetaraan, secara bertahap mengambil kendali atas Manor Farm, menggunakan bahasa sebagai senjata untuk mengendalikan opini publik dan menciptakan narasi yang menguntungkan mereka. Slogan-slogan seperti "Semua Hewan Sama" dan "Empat Kaki Baik, Dua Kaki Buruk" awalnya menginspirasi hewan-hewan, tetapi akhirnya menjadi alat propaganda untuk membenarkan tindakan babi. Babi-babi secara sistematis mengubah dan mendistorsi "Tujuh Perintah Animalisme" untuk mendukung agenda mereka. Mereka mengendalikan akses informasi, mengontrol media, dan membungkam perbedaan pendapat, menciptakan lingkungan publik di mana semua hewan merasa setara, tetapi sebenarnya hanya babi-babi yang benar-benar memiliki kekuasaan.

Menggambarkan bagaimana ruang publik dapat dimanipulasi oleh kekuatan-kekuatan yang ingin mengendalikan opini publik. Babi-babi menggunakan bahasa untuk mengendalikan pikiran, menghambat dialog yang sehat, dan menciptakan masyarakat yang terpecah belah.

 

Dhea Novia Utami lahir di Jogjakarta, menempuh pendidikan Universitas Negeri di Yogyakarta, jurusan Sastra Indonesia. Sering dibilang judes dan jarang senyum, tapi sekali akrab, akan selalu membuat mereka tertawa. Instagram @dhyavia