Harun Yahya: Pemimpin Sekte Sesat yang Divonis 8658 Tahun Penjara!

20/09/2023

Ialah Harun Yahya atau Adnan Oktar, lahir pada 2 Februari 1956 di Ankara, Turki. Lahir dari keluarga kaya, ia juga bergaul dengan anak-anak orang kaya. Bersama anak-anak orang kaya ini, Adnan muda mulai mendakwah gagasan-gagasannya.

Adnan bisa disebut sebagai 'pemikir yang berbahaya' atau 'pemikir yang berpengaruh'. Salah satu gagasannya adalah bahwa Teori Evolusi Darwin itu fiktif. Adnan berpendapat Teori Evolusi itu hanyalah cara untuk mempromosikan atheisme. Akhirnya, ia dan kawan-kawan anak orang kayanya membentuk sekte sendiri. Ia menggunakan uang pribadinya khusus untuk menyebarkan banyak pamflet berisi argumen mengenai kepalsuan Evolusi Darwin.

Pada 1986, Adnan daftar jurusan Filsafat di Universitas Turki. Di sini, ia juga mulai mengadakan seminar-seminar mengenai gagasan-gagasannya yang didominasi kebencian besar-besaran pada Yahudi, anti Darwin, dan anti hadits.

Adnan sangat mengabaikan Nabi Muhammad, dan ia hanya berkiblat pada Quran. Maka dari itu, Adnan mengurangi salat dari 5 kali sehari menjadi 3 kali dan mencabut kewajiban perempuan Muslim untuk berhijab.

Pada 1990, Adnan menciptakan Fondasi Penelitian Sains (BAV). BAV sejatinya adalah sebuah sekte di mana anggotanya diisolasi dan dikontrol sepenuhnya. Para anggota BAV membuang pakaian-pakaian "Islami" mereka yang menjaga aurat dan memilih untuk mengenakan baju-baju seksi.

Selain menjadi penyebar pamflet, Adnan menyebarkan ajarannya secara masif lewat buku dan TV. Salah satu bukunya yang terkenal adalah Judaisme & Freemason, di mana ia menyebut orang-orang Yahudi dan Freemason bertugas menyesatkan orang-orang Turki.

Pada 1996, ia menerbitkan buku Tipuan Holocaust, di mana ia menyangkal Holocaust pernah terjadi. Menurutnya, orang-orang Yahudi itu mati karena tipes. Namun, pada 2006, Adnan berubah pikiran dan mengakui Holocaust pernah terjadi. Ia pun jadi bergaul dengan Zionis sayap kanan. 

Kemudian, Adnan juga menerbitkan Keruntuhan Teori Darwin dan Atlas Penciptaan, di mana ia berargumen kontra pada Teori Darwin. Buku Atlas Penciptaan diterbitkan beribu-ribu, dengan desain sangat estetik. Buku-buku itu pun dikirim ke banyak sekolah di luar negeri.

Usai mempublikasikan buku-buku, Adnan pun meluncurkan program dakwahnya di TV. Di sana, ia menunjukkan kehidupan sehari-harinya tinggal di dalam rumah mewah yang penuh warna emas. Namun, yang paling menarik perhatian adalah para pendampingnya, ia selalu didampingi "anak-anak kucing".

Bukan hewan, melainkan perempuan-perempuan berpakaian seksi yang wajah dan tubuhnya sudah dioperasi plastik. Rupanya, Adnan memerintahkan anak-anak kucingnya untuk dioperasi serentak berdasarkan perintahnya sehingga semua perempuan di rumah itu berwajah mirip.

Di rumah inilah, Adnan dan anggota-anggota sektenya melakukan kejahatan seksual. Adnan dan pengikut laki-lakinya gemar memerkosa para perempuan di rumah itu. Bahkan, mereka sampai dipaksa minum pil kontrasepsi.

Meski mengaku Muslim yang benar, Adnan menyangkal zina itu dosa. Para perempuan itu pun tidak bisa kabur karena rumahnya dikawal penjaga bersenjata.

Saat akhirnya Adnan ditangkap pada 11 Juli 2018, ditemukan 69,000 pil kontrasepsi di rumahnya. Ia ditangkap atas berbagai tuduhan, kejahatan yang dituduhkan ke Oktar mencakup serangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, dan upaya melakukan mata-mata politik dan militer.

Saat ditanya oleh wartawan mengapa ia ditangkap, Adnan menjawab, "Ini rencana Inggris." Memang, salah satu inti dakwah Adnan adalah konspirasi bahwa Inggris punya pemerintahan rahasia yang bertujuan mendominasi dunia. Adnan ditangkap bersama 168 anggota BAV lainnya.

Pada 11 Januari 2021, Adnan divonis 1075 tahun penjara. Setelah sidang ulang pada 15 Maret 2022, Adnan divonis 8658 tahun penjara.

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20221118114030-134-875462/5-kontroversi-penceramah-turki-harun-yahya-hingga-dibui-8658-tahun/2

https://www.cnbcindonesia.com/news/20221117153608-4-389019/buset-harun-yahya-divonis-penjara-8658-tahun-ini-kasusnya

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44806610