78 Tahun Merdeka: Beberapa Kisah Kelam Perjalanan Setelah Indonesia Merdeka

18/08/2023

  1. Gedoran Depok. Beberapa bulan setelah Republik Indonesia merdeka, penduduk Depok diusir dan diserbu oleh pejuang kemerdekaan dengan dalih mereka tidak menghormati kemerdekaan Indonesia. Karena Depok tidak mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia, akibatnya wilayah yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Jakarta diserbu para pejuang kemerdekaan. Depok dikepung dari seluruh penjuru mata angin. Depok dijarah takluk di bawah todongan senjata, orang Depok dipaksa mengibarkan bendera merah putih dan teriak merdeka. Siapa pun yang membangkang kena hantam, tak sedikit korban berjatuhan. Huru-hara yang meletus pada tanggal 11 Oktober 1945 itu dikenal dengan Peristiwa Gedoran Depok untuk merebut Depok dari penjajah oleh para pejuang kemerdekaan.

  2. Tengku Amir Hamzah. Sultan dan para bangsawan di Sumatra Timur diserang oleh kelompok nasionalis dan komunis yang membenci feodalisme. Peristiwa ini memakan korban yang begitu banyak, termasuk Tengku Amir Hamzah, seorang keturunan bangsawan yang menjadi penyair dan pahlawan Indonesia. Jenazah beliau ditemukan di makam massal, bersamaan dengan tulang belulang korban lainnya.
    Potongan tulisan Amir terakhir, sebuah fragmen dari puisi 1941-nya Boeah Rindoe, kemudian ditemukan di selnya:

    Wahai maut, datanglah engkau

    Lepaskan aku dari nestapa
    Padamu lagi tempatku berpaut
    Disaat ini gelap gulita


     
  3. Masa Bersiap. Masa Bersiap adalah sebuah istilah yang diberikan oleh Belanda untuk merujuk pada kekacauan dan kengerian akibat dari revolusi di Jawa, yang terjadi pada tahun 1945–1947. Periode ini diawali oleh peralihan kekuasaan dari Tentara Kekaisaran Jepang kepada pemerintahan Republik Indonesia. Estimasi jumlah korban dari kekacauan ini berkisar antara 3.500 hingga 20.000 jiwa yang terdiri atas orang Belanda beserta keturunannya, orang Tionghoaorang Jawaorang Maluku, dan kelompok lain dari status sosial ekonomi yang tinggi. Peristiwa ini adalah pembantaian Simpang Club, ketika laki-laki, perempuan, dan anak-anak keturunan Belanda ditusuk dengan bambu runcing hingga tewas mengenaskan.


     
  4. Jam Gadang Bukittinggi. Selama penumpasan PRRI oleh pemerintah pusat Indonesia, terjadi pembantaian yang mengerikan di depan Jam Gadang di Bukittinggi. Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani menyebabkan 187 orang kehilangan nyawanya dan mayat mereka dijejerkan di depan Jam Gadang.


     
  5. Pembantaian Santa Cruz (atau Pembantaian Dili) adalah peristiwa penembakan kurang lebih 250 pengunjuk rasa pro-kemerdekaan Timor Timur di pemakaman Santa Cruz, Dili, pada tanggal 12 November 1991, di tengah pendudukan Indonesia di Timor Leste. Peristiwa ini diakui sebagai bagian dari genosida Timor Timur.


     

    ... dan kisah-kisah kelam lainnya.

    Sumber : Neo Historia Indonesia