Mengedit Hari, dll

04/04/2022

Di Jalan yang Penuh Ban

 

lalu apakah bentuk

ketenangan setelah

semua yang kau kejar?

 

apakah seperti bangkai

tikus yang begitu

menghayati kematiannya itu?

 

ia serahkan isi kepala

yang rumit dan memberatkan

kepada jalan-Nya

 

yang ramai

yang senantiasa

berputar di sana,

ban-ban kehidupan.

 

2022

 

 

Akankah Kau Menerima

 

Akankah kau menerima

kalau kita hanyalah abjad dalam larik sebuah puisi

 

yang tersesat dalam rimba kata,

mencari-cari baris buku untuk bisa saling berpelukan

 

atau sekedar berpegangan tangan?

 

Juga di saat yang bersamaan,

kita hanya bisa berpasrah

kepada pena-Nya

yang kian kering,

namun tak tentu kapan habisnya.

 

2021

 

 

Membacamu

: Ayahku

 

Tak habis-habisnya aku membacamu,

pada lembaran buku yang sudah kekuning-kuningan.

Kau adalah kalimat yang usai dituliskan,

lalu sedikit demi sedikit pudar dari halaman.

 

Pada suatu halaman buku, kau menyapaku

"Kenangan adalah kutukan, bagi kalian yang masih terus dituliskan."

 

Pada sebuah malam yang dipenuhi lembaran-lembaran tua,

sungguh kau telah menjelma kutu, bagi buku-buku di kepalaku,

yang tak habis menggerogoti ingatanku.

 

2021

 

 

Siapa yang Mewarnai Ayamku?

 

Ayam warna-warni berkotek, mengajak masa kecilku

untuk bermain-main dengan waktu, menyambut matahari

yang tersenyum, menghangatkan wajahku yang wangi bedak.

 

Namun kini, ayam itu tumbuh menjadi ayam cemani,

yang tiap waktu, terus berkokok di kepalaku,

mematuk-matuk ketenangan, mengaisnya sampai habis.

Sedang, matahari yang telanjur siang, masih menjemur dompetku

yang kian kering, kian tak memberi tanda-tanda kehidupan.

 

2021

 

 

Mengedit Hari

 

Tuhan, aku minta izin untuk ngobrol sama Atid.

Aku ingin merevisi-edit lembar harianku.

Sebelum akhirnya, ia mengumpulkannya kepada-Mu.

 

Ada banyak typo, juga langkah alay yang membuatku malu.

Bahkan ada beberapa paragraf yang bukan kuketik sendiri, tetapi dibajak iblis.

 

Sungguh, aku ingin men-delete dosa-dosa

yang sengaja tak sengaja kuketik disana.

Walau mungkin, usai kuedit dan kurevisi,

yang tersisa hannyalah semoga.

 

Tapi ya sudahlah. Semoga, masih bisa dikembangkan

menjadi sajak yang wangi pahala.

 

Semoga…

 

2021

 

 

Bacalah Pesan Dari Tuhanmu Yang Maha Canggih

 

Kau panik, daya hatimu lemah.

Ninut-ninutnya nyaring,

membuat dadamu bergetar,

tak bergeming.

 

Sedikit lagi dirimu redup, kehabisan daya.

Namun, kau terus paksa dirimu untuk menyala.

Menjadikan beberapa perangkat di tubuhmu eror,

dan kinerja dirimu menurun.

 

Lalu, kau masih saja acuh atas pesan

dari Tuhanmu Yang Maha Canggih.

 

Pesan itu berbunyi,

 

"Ada beberapa hal yang harus kau uninstal.

Agar memorimu tak lagi penuh,

oleh cache kenangan dan harapan yang rusak…"

 

Di tengah bunyi pesan  itu,

ninut-ninutmu kembali berdering.

Sayang, dirimu belum update

untuk bisa mengaktifkan mode hemat daya.

 

"...serta ada satu hal

yang harus kau unduh:

versi termutrakhir dari dirimu"

 

Sebelum mengunduh,

akhirnya kau mau mengisi dayamu.

Membiarkan hati dan tubuhmu

dingin, dari segala perkara yang kian hoax,

kian modern, kian sepi.

 

2021

 

 

Apa yang Akan Kau Panen?

 

Ketika

daun telingamu berguguran

kelopak bunga matamu meranggas

dan buah bibirmu mengering

 

akankah

kepalamu yang ladang gersang

masih enggan meminta

hujan-Nya?

 

2022

 

 

Ihya Fawa`id. Menetap di Kalideres, Jakarta Barat. Menyukai puisi, baik membaca mau pun (sesekali) menulisnya. Kadang juga suka mereview buku di Instagram @ihyafawaid_

Nomor kontak: 085724228059