Kenangan yang Dicintai Puisi

26/04/2024

 

Itu Kenangan

 

Kenangan itu menghantamku dan memorak-porandakan seisi kepala.

Ia mulai menjemput paksa,

dan memintaku untuk ikut kembali bertamasya di dalamnya.

 

Itu kenangan.

Ia selalu dikenali oleh ingatan,

dan mencoba menarikku untuk kembali sekadar mengingat apa yang mesra dan meneduhkan.

 

Mantra yang baik dan kalam yang khidmat di atas temaram pun–

tak mampu menyelamatkanku dari kenangan,

yang katanya ia bersarang abadi di dalam ingatan.

 

Ketika aku menyusurinya kembali pada setiap sudutnya,

ada goresan yang membekas pada kiri dada,

ada pahitnya lara dan luka yang telah saban hari aku aminkan untuk mampu dilupakan.

 

Sekeras aku melupakan kenangan,

sekeras itu pula ia menjadi benalu yang selalu mengingatkan.

 

 

Rindu

 

Rindu adalah jeritan yang menakutkan dari hal yang tak mampu–

dijamah oleh sepasang kekasih.

Lepas gaung suka cita dibelantara raya,

tak mampu begitu saja diaminkan dengan hitungan pesan dalam gawai.

 

Menyudahi jarak

Sama dengan menyudahi sesak.

Dari bahasa yang padat dan singkat,

“Merindukanmu” adalah teka-teki paling sulit diterjemahkan.

 

Yogyakarta, 2023

 

 

Kanvas

 

Kau pandai melukis bahagia,

Melukis rumpun warna pada mataku contohnya.

Lalu waktu melibas semua kanvas-kanvas itu dari ingatanmu,

dan kau mulai melukis di kanvas baru dengan warna lain.

 

Yogyakarta, 2023

 

 

Mustahil

 

Jika kau pulang,

pastikan segala goresan didadamu kau seka dengan bahagia;

pastikan derai air mata milikmu sempurna mereda.

 

Kau tiada dihapus oleh masa,

walau waktu terasa mengutuk ingatanku untuk segera melupa.

Seumpama kita kembali,

pastikan tak ada lagi ketakutanmu untuk merasa tak dicintai,

tak lagi ada parau suaramu yang lelah memarahi kondisi

dan tak lagi ada satu langkah pun kakimu menginjak duri.

 

Walaupun kau tak kembali,

dan semuanya hanya sebatas mimpi;

aku pastikan doaku tetap mengurus,

walau jarak mulai kian sukar tuk diurus.

 

Yogyakarta, 2023

 

 

Meniduri kata-kata

 

Aku bercumbu pada bait-bait yang tak sempurna,

Dan rima-rima yang telanjang tak beraturan.

Aku mencintaimu dan segala bentuk yang kau anggap sebagai kekuranganmu,

Aku mencintaimu dan mimpi-mimpi gilamu.

 

Aku meniduri kata-kata untuk melahirkan cinta yang rumit,

agar kau mudah memahami semuanya.

Kata saling bercinta mesra dengan perasaan-perasaan yang tak mampu sempurna dalam logika,

dan aku ingin menjadikannya sebagai hadiah yang sempurna–

di hari di mana aku dapat menikmati wajahmu tanpa kemustahilan.

Aku selalu ingin melahirkan banyak kata,

dan mempersembahkannya untukmu sebagai hadiah cinta yang sempurna.

Semoga sampai pada masa di mana kita saling melingkar dan memeluk,

dan mulai mengaminkan mimpi dan melupakan kekurangan.

 

 

Lahir di Tasikmalaya, 25 Agustus 2003. Menulis puisi dan menekuni fotografi, karya-karya puisi lain dapat dijumpai di sejumlah media digital.

Instagram : @sir.aden

Twitter : @inisiraden