Hujan Rindu, dll

14/01/2022

 

Kepergian

 

Pada saat itu, awan-awan hitam

pada tanggal menjadi hujan.

Mereka mengucapkan selamat galau

kepada dada yang tak lagi kemarau.

 

Aku berada di balik jendela yang sepi,

sehingga tak ada yang mendengar;

apalagi menjawab sebuah pertanyaan

 

selain ke bumi, hujan ini

akan kujatuhkan ke mana lagi?


Al Ikhsan, Februari 2020 

 

 

Mengintip Rumahmu

 

Melihat jendela rumahmu malam ini, lampu-lampu masih terlihat nyala, iklan-iklan televisi dan mp3 masih terdengar lengking di telinga hujan yang sedari tadi menjatuhi atap rumahmu dan kepala ramaiku. Hujan sudah berkompromi denganku untuk datang jangan membawa bising, supaya telinga doaku sanggup mendengar suara-suara kesepian di antara berisik rumahmu, sementara hujan tak mengambil alih tugasku.

Pintumu sudah terkunci rapat-rapat sekali. kemudian aku berteriak berani: walau tak kau suruh masuk, tak maukah engkau melihat diriku yang sudah lama sekali kehujanan, sedikit saja, lewat jendela rumahmu yang masih nyala itu?

Tiba-tiba ia membukakan pintu, bukan untukku, tetapi untuk hujan. Hujan dipersilakan masuk ke dalam dan aku dibiarkan menunggu di balik basahnya rimbun rerumputan tanpa tahu apa yang harus kulakukan.


Belik, Maret 2020

 

 

Soneta Kenangan

 

Kenangan yang sudah dibuang

ke laut, menguap dan hinggap

pada awan-awan hitam. Kemudian

jatuh di atap-atap rumah.

 

Pada waktu itu, seluruh hujan

dipungut dan disangrai oleh

para pujangga menjadi kata-kata puisi

yang pahitnya melebihi bahasa kopi.

 

Sisa-sisa ingatan yang masih terjebak

di daun-daun dan jendela sedang menunggu

angin atau matahari yang bisa mengeringkannya,

 

atau malah membiarkan tubuhnya terjebak

di selokan, karena ada banyak sampah kata

yang dibiarkannya menggunung begitu saja.

 

Al-Ikhsan, April 2020 

 

 

Hujan Rindu

Awan-awan tercekik haus melihat tak ada

pelukan lagi pada hari ini. Matahari memanjatkan

doanya lewat bibir laut yang menguapkan

pertemuan-pertemuan. Dada awan yang

menghitam adalah kejenuhan, kapan dan

di mana rindu ini harus ia jatuhkan.

“Di bumi: tempat segala bentuk rindu tersendat

di selokan-selokan jalan tersebab kata-kata

yang belum sempat didaur ulang,” jawab plang-plang

bertulis Dilarang buang kata sembarangan!


Al Ikhsan, Desember 2020

 

 

Langit Rindu

Ketika senja mulai bertengger di pucuk

cakrawala, kepergian cahaya mulai terlihat

lewat punggung-punggung mega yang merah

dan pipi matahari yang mulai basah.

 

Sebelum azan magrib tiba, beduk-beduk rindu

mulai ditabuh oleh tangan-tangan masa lalu.

Kemudian gelaplah jagat raya tersebab suara

beduk yang mulai mengisi langit-langit semesta.

Al Ikhsan, Desember 2020

 

 

Pindahan

 

"Mau apa lagi kau masuk

ke kepalaku?"

 

"Mengumpulkan barang-barang,

memberesi kenangan,

dan merapikan segala ingatan."

 

Al Ikhsan, April 2021 

 

 

Sementara Waktu

 

Untuk sementara waktu,

aku menginap di suatu ruang

yang tak memiliki atap dulu.

Matahari siang panas sekali,

malam-malam dingin sekali.

 

Musim hujan sedang berlabuh.

Sering kali hujan jatuh,

tubuhku pun basah seluruh.

 

Al Ikhsan, September 2021 

 

 

JAMALUDIN GmSas adalah nama pena dari Jamaludin. Lahir di Pemalang, 20 Juli 1997. Ia adalah santri di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji, Banyumas. Laki-laki pencinta kopi ini puisi-puisinya pernah disiarkan di laman: Koran Tempo, Pos Bali, Medan Pos, Tanjungpinang Pos, Fajar Makasar, Radar Banyumas, Radar Cirebon, Radar Pekalongan, Harian Sinar Indonesia Baru, sabah360online Malaysia, LP Maarif NU Jateng, riausastra.com, Metafor.id, lensasastra.id, Marewai, Kami Anak Pantai, dan lain-lain. Tersebar juga di beberapa antologi bersama, antara lain: Tahun Baru Bersama Bunda (Anara Publishing, 2018), Petani dan Sebatang Padi (Jejak Publisher, 2018), Setumpuk Rindu Yang Berdebu (Inspira Pustaka, 2019), Perempuan Ghirsereng: Kumpulan Sajak Penyair ASEAN-3 (Dema FTIK IAIN Purwokerto, 2020), Kembang Glepang 2: Antologi Karya Sastra Para Penulis Banyumas (SIP Publishing, 2021). Ia juga pernah menjadi juara 2 pada Lomba Cipta Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Catatan Pena (2021). Facebook: Jamaludin GmSas. Instagram: @jamaludin-gmsas. Email: jamaludingmsas2@gmail.com