Sea Games: Dari Kun Bokator Sampai Bendera Terbalik

10/05/2023

Perhelatan Sea Games ke-32 yang diselenggarakan di Kamboja dari mulai tanggal 5 Mei sampai 17 Mei 2023 menyimpan banyak cerita unik yang tidak ditemukan pada penyelenggaraan Sea Games sebelum-sebelumnya. Tak ayal, hal itu membuat negara Kamboja selaku tuan rumah banyak mendapat apresiasi sekaligus kritik. Sea Games ke-32 ini juga menjadi sejarah bagi Kamboja, di mana mereka untuk pertama kalinya berhasil ditunjuk sebagai tuan rumah hajat olahraga negara-negara se Asean raya.

Sebenarnya, Kamboja merupakan salahsatu negara pelopor dari Sea Games pada tahun 1959. Namun, perkembangan ekonomi dan infrastruktur negara ini dianggap lebih lamban dari negara-negara Asean lainnya seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, bahkan Filipina membuat negara ini sulit mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan event-event Internasional. Belum lagi konflik dalam negeri negara ini yang kerap terjadi, sehingga membuat banyak pihak ragu akan tingkat keamanan dan jaminan keselamatan bagi peserta dari negara lain.

Ajang Multievent dua tahunan tersebut pada gelarannya tahun ini akan mempertandingkan 36 cabang olahraga. Di antara cabang-cabang tersebut, banyak yang namanya masih begitu asing kita dengar, salah satunya adalah cabang olahraga Kun Bokator. Lantas, apa sebenarnya Kun Bokator itu?

Menurut Olympic Council of Asia (OCA), Kun Bokator merupakan salah satu dari empat cabang olahraga baru di SEA Games 2023. Kamboja selaku tuan rumah mendapatkan hak untuk mendaftarkan cabang olahraga baru untuk dipertandingkan. Kun Bokator ini masuk ke dalam cabang olah raga nomor bela diri bersama Arnis, Jujitsu, Kickboxing, Muay, dan Vovinam. 

Negara Kamboja sendiri mengklaim bahwa Kun Bokator adalah seni bela diri yang telah menjadi warisan negaranya sejak 1.000 tahun lalu, di masa Kerajaan Khmer. Kini, Kun Bokator bahkan masuk daftar warisan budaya takbenda kemanusiaan UNESCO.

SEA Games ke-32 di Kamboja ini juga semacam menjadi kado istimewa bagi para pelajar yang ada di Kota Phnom Penh Kamboja. Pasalnya, pemerintah negara tersebut meliburkan aktivitas sekolah di wilayah kota tersebut selama satu bulan penuh guna menyemarakkan gelaran SEA Games kali ini. Tak hanya itu, pemerintah juga menggratiskan seluruh infrastruktur dari mulai tiket penonton, akomodasi delegasi negara peserta, hingga hak siar media. Kebijakan ini merupakan intruksi langsung dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. Kabarnya, biaya yang harus dikeluarkan Pemerintah Kamboja untuk mensukseskan SEA Games ini mencapat 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,9 triliun.

Dari sisi kekurangan, lagi-lagi insiden bendera terbalik terjadi kepada bendera negara Indonesia. Kejadian tersebut terjadi pada saat acara pra-pertunjukan Opening Ceremony di Stadion Nasional Morodok Techo, Phnom Penh, dan disiarkan secara langsung di akun YouTube Press Office of The Council of Ministers Cambodia. Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Komite Olimpiade Indonesia merespon insiden itu dengan mengirimkan surat keberatan kepada Panitia Penyelenggara SEA Games 2023. Buntut dari kejadian Menteri Pemuda dan Olahraga tuan rumah langsung menyampaikan permintaan maaf secara resmi.

Memasuki hari Selasa tanggal 9 Mei 2023, Indonesia harus rela turun ke urutan keempat klasemen perolehan medali dengan 22 emas, 19 perak, 43 perunggu,s digeser oleh Thailand dan Vietnam untuk menduduki posisi kedua dan ketiga. Semoga para kontingen Indonesia dapat meraih hasil yang maksimal. Selamat bertanding, Indonesia!