Junko Furuta: Seorang Gadis yang Bernasib Tragis

19/07/2023

Junko Furuta, salah satu kasus terburuk di Jepang, di mana seorang gadis 17 tahun yang disekap, diperkosa, disiksa selama 44 hari dan dibunuh dengan cara dituangkan ke dalam semen.

Pada tahun 1988, Junko Furuta berusia 17 tahun. Di sekolah, gadis itu dianggap pintar, cantik, dan pemalu. Furuta juga dianggap gadis baik-baik, ia tidak pernah hadir di acara pesta teman-temannya, tidak pernah minum atau menggunakan narkoba. Setiap hari ia hanya pergi ke sekolah dan langsung ke pekerjaannya sebagai pelayan paruh waktu di pabrik cetakan plastik. Dia melakukan ini untuk menghemat uang untuk perjalanan kelulusan yang telah dia rencanakan.

 

Kasus Junko Furuta

Miyano Hiroshi dan temannya Shinji Minato yang berusia 16 tahun sedang asik nongkrong di taman. Mereka adalah pemerkosa berpengalaman yang dikenal memiliki mata yang tajam untuk menemukan sasaran empuk.

Di pagi hari itu, pada tahun 1988 Miyano dan Shinji melihat Junko Furuta mengendarai sepedanya di jalan dalam perjalanannya ke tempat kerja. Rencananya dengan cepat dibuat: Shinji menjatuhkan Furuta dengan cara ditendang saat dia melewatinya, dan saat itu Hiroshi, langsung berpura-pura memarahi sikap temannya dan membantu Junko berdiri. Dia segera menawarkan untuk menemaninya pergi bekerja, yang akhirnya Furuta terima.

Di tengah jalan, Hiroshi ternyata malah memaksa dan mengancam Furuta untuk mengikutinya ke sebuah gudang. Mereka tiba di gudang yang mana Hiroshi dengan paksa memperkosa Furuta sambil meneror dengan kematian. Dari sana, Hiroshi membawan Furuta ke rumah Shinji dan mengundang Jõ Ogura dan Yasushi Watanabe yang berusia 17 tahun untuk menjadi bagian dari rencana.

Di dalam ruangan kotor itu, selama 44 hari Junko Furuta seperti sedang di dalam neraka. Tidak hanya disodomi, Furuta mengalami kekerasan seksual ekstrim yang berulang sampai berdarah, dia juga digantung telanjang dari langit-langit dan digunakan sebagai karung tinju oleh mereka.

Mereka menyumbat mulutnya, memukulinya, membakarnya dengan rokok, lilin, memasukkan bola lampu, gunting, jeruji besi, dan bahkan menyalakan kembang api di vagina dan anusnya, menyebabkan luka bakar parah dan pecahnya organ dalam. Hiroshi bahkan mengundang teman-teman dan anggota Yakuza lainnya untuk berpartisipasi dalam kekejaman tersebut.

Pada 27 November, orang tua Furuta baru menghubungi polisi terkait kepergiannya. Untuk mengelabui polisi, para penculik memaksa Furuta untuk menelepon ibunya dan meyakinkanya bahwa dia aman dan sedang tinggal bersama beberapa teman.

Pada malam 28 November, Furuta mencoba melarikan diri sambil berteriak ketakutan, namun Miyano berhasil meraih kakinya, dan meletakkan bantal di wajahnya, dan pemerkosaan pun berlanjut.

Sesekali, Furuta diperkosa oleh 12 orang dalam satu hari. Menurut pernyataan tersangka, mereka sempat mencukur rambut kemaluan Furuta, memaksanya menari telanjang dan masturbasi di depan mereka.

Mereka mencekok paksa Furuta dengan alkohol, juga dipaksa untuk merokok beberapa batang sekaligus dan menghirup pengencer cat. Dalam satu insiden, Miyano berulang kali membakar kaki dan tangan Furuta dengan cairan.

Pada akhir Desember, Furuta mengalami malnutrisi parah setelah hanya diberi sedikit makanan. Karena luka parah dan luka bakar yang terinfeksi, dia tidak dapat pergi ke kamar mandi dan terkurung di lantai kamar Minato dalam keadaan sangat lemah.

Penampilan Furuta berubah drastis karena kebrutalan penyiksaan. Tubuhnya juga lumpuh parah, mengeluarkan bau busuk yang menyebabkan keempat anak laki-laki itu kehilangan minat seksual padanya.

Hingga pada kahirnya, tanggal 4 Januari 1989, Furuta menyerah dalam kesakitannya. Furuta meninggal setelah disiksa secara berutal oleh Miyano. Miyano sendiri sedang penuh nafsu dan amarah setelah kalah dalam permainan mahjong melawan orang lain malam sebelumnya, Miyano memutuskan untuk melampiaskan amarahnya pada Furuta dengan menuangkan cairan pemantik ke tubuhnya dan membakarnya.

Saat itu Furuta mencoba memadamkan api, namun mereka terus memukulinya, menyalakan lilin dan meneteskan lilin panas ke wajahnya, meletakkan dua lilin pendek di kelopak matanya dan memaksanya untuk minum air seninya sendiri. Setelah dia ditendang, dia jatuh, pingsan dan akhirnya kejang-kejang.

Darah mengalir deras, dan nanah muncul dari luka bakarnya yang terinfeksi, keempat anak laki-laki itu merasa jijik dan menutupi tangan mereka dengan kantong plastik. Mereka terus memukulinya dan melemparkan bola latihan besi ke perutnya beberapa kali. Penyiksaannya berlangsung selama dua jam. Furuta akhirnya menyerah pada luka-lukanya dan meninggal.

Takut dihukum karena pembunuhan, mereka membungkus tubuh Furuta dengan selimut dan memasukkannya ke dalam koper. Kemudian mereka melemparkan tubuhnya ke dalam drum 210 liter dan mengisinya dengan beton basah.

 

Hukuman

Hiroshi Miyano hanya dihukum 20 tahun penjara di pusat rehabilitasi remaja, Shinji Minato dari lima menjadi sembilan tahun, dan Jõ Ogura delapan tahun. Yakuza diyakini telah terlibat pada saat itu. Dampak dari kasus ini begitu besar sehingga menuntut perubahan dalam sistem pidana Jepang, terutama dalam hal remaja yang diadili sebagai orang dewasa.

Penyiksaan dan pembunuhan Junko Furuta memicu kemarahan internasional, dan kasusnya menginspirasi beberapa film dan manga yang diilustrasikan oleh Kamata Youji. Film yang paling terkenal adalah Joshikôsei konkuriito-dume satsujin-jiken yang dirilis pada tahun 1995. Film ini disutradarai oleh Katsuya Matsumura dan dibintangi oleh Yujin Kitagawa.

 

Sumber:

https://allthatsinteresting.com/junko-furuta

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Junko_Furuta

https://skdesu.com/id/junko-furuta