Genie Wiley: Kasus Penganiayaan Anak Paling Ekstrem Sepanjang Ma

06/07/2023

Dalam perjalanan hidup ini, terkadang kita dihadapkan pada kisah-kisah yang mengejutkan dan memilukan. Salah satu kisah yang mencengangkan adalah kisah Genie Wiley, seorang wanita yang diperlakukan lebih buruk daripada binatang. Genie tumbuh dalam kondisi terisolasi yang mengerikan dan mengalami kekurangan stimulasi manusia yang normal selama masa kecilnya. Kisah hidupnya menunjukkan dampak yang mengerikan dari perlakuan buruk terhadap anak-anak yang rentan dan pentingnya lingkungan yang mendukung bagi perkembangan mereka.

Genie (lahir 1957) adalah nama samaran seorang anak liar Amerika yang menjadi korban pelecehanpengabaian, dan isolasi sosial yang parah. Keadaannya secara mencolok dicatat dalam sejarah linguistik dan psikologi anak abnormal. Genie mendapatkan penganiayaan dari ayahnya sendiri sejak lahir. Dimulai pada tahun 1958, Genie harus hidup di balik kloset rumahnya selama 12 tahun. Sejak berumur 1 tahun, Genie telah diikat dengan kain dan hidup di balik kloset, duduk di atas pispot yang disiapkan ayahnya, melarang siapa pun untuk berinteraksi dengannya, hampir tidak memberinya rangsangan apa pun, dan membuatnya kekurangan gizi parah. Tingkat keterasingannya mencegahnya untuk terpapar pada sejumlah besar pembicaraan, dan akibatnya dia tidak memperoleh bahasa selama masa kecilnya.

Sang ayah, Clark Wiley, tega mengurung anaknya sendiri seperti binatang di balik kloset rumah karena mengira Genie lahir dengan disabilitas. Seakan tak memiliki hati nurani, sang ayah hanya memberi makan Genie dalam bentuk cairan selama 12 tahun itu.

Sang ayah tidak pernah berbicara di hadapan putrinya layaknya manusia normal, melainkan menggonggong seperti seekor anjing. Jika Genie membuat suara, sang ayah tak segan memukulinya dengan tongkat. Herannya, ibu dan kakak laki-laki korban, tak mau membebaskan Genie dari kurungan yang dibuat ayahnya. Walau tak mau membantu, ibu Genie, Irene Wiley ketakutan akan kelakuan suaminya sendiri hingga akhirnya lari dan melaporkan kejadian itu ke petugas sosial.

Bersama ibunya, Genie tertatih-tatih ke kantor kesejahteraan daerah Los Angeles pada bulan Oktober 1970, anak terlantar yang bungkuk dan layu itu dengan cara aneh mengangkat tangannya, seperti kelinci. Dia tampak sekitar enam atau tujuh tahunan. Ibunya, yang terserang katarak kebetulan sedang mencari kantor dengan layanan untuk orang buta dan ternyata malah memasuki ruangan yang salah.

Tapi petugas kesejahteraan terpaku kepada Genie. Awalnya mereka menganggap autisme. Kemudian mereka menemukan Genie tidak bisa bicara. Dia mengompol dan mengeluarkan air liur dan meludah. Genie memiliki dua set gigi yang hampir lengkap - gigi ekstra dalam kasus seperti itu dikenal sebagai supernumerary, kondisi gigi yang langka. Dia hampir tidak bisa mengunyah atau menelan, dan tidak bisa sepenuhnya memfokuskan matanya atau menjulurkan anggota tubuhnya. Beratnya hanya 59lb (26kg). Dan dia ternyata berusia 13 tahun.

Laporan sang ibu, menjadi akhir dari penderitaan Genie selama 12 tahun. Mirisnya, Genie tumbuh menjadi bocah perempuan yang mengerikan saat berhasil diselamatkan oleh petugas berwajib. Walau sudah berumur 13 tahun, Genie masih memiliki otak seperti balita. Genie juga tak bisa berbicara dan tak bisa mengunyah makanan karena selalu mengonsumsi makanan berbentuk cairan sejak lahir. Genie hanya mengerti 3 kata saja, yakni namanya sendiri, 'stop' dan 'tidak lagi'.

Saat ditemukan, Genie terlihat sangat pucat, mengalami mal nutrisi, hingga tulang belakangnya tumbuh dengan aneh. Genie juga kesulitan berdiri dengan dua kakinya. Peneliti mengatakan, Genie tak bisa berjalan seperti manusia normal. Ketika berjalan, Genie harus menyentakkan tubuhnya dan meletakkan kedua tangannya di depan seperti seekor kelinci.

Atas aksi kejamnya, sang ayah Clark Wiley ditangkap pihak berwajib pada tahun 1970. Tak ingin bertanggung jawab atas kekejamannya kepada putrinya sendiri, Clark Wiley bunuh diri di hari saat dirinya akan mendapatkan vonis hukuman.

Kasus Genie ini, dikenal peneliti sebagai kasus 'anak liar'. Kasus ini juga dijadikan pembelajaran oleh peneliti, karena dianggap sebagai contoh kasus penganiayaan anak paling ekstrem sepanjang masa.

Kisah malang Genie ini, bahkan sampai diangkat menjadi film berjudul 'Mockingbird Don't Sing', yang tayang pada tahun 2001 silam.

Kisah tragis Genie Wiley mengingatkan kita akan pentingnya lingkungan yang aman dan merangsang bagi perkembangan anak-anak. Genie mengalami perlakuan yang mengerikan, lebih buruk daripada binatang, yang menyebabkan dampak yang signifikan pada perkembangannya. Kisah hidupnya menjadi pengingat bahwa perlindungan, stimulasi, dan cinta adalah hak setiap anak. Kita harus berkomitmen untuk melindungi dan menyediakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan mereka, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan berdaya guna dalam masyarakat.

 

Langgam Pustaka.

Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Genie_(feral_child)

https://www.verywellmind.com/genie-the-story-of-the-wild-child-2795241

https://www.theguardian.com/society/2016/jul/14/genie-feral-child-los-angeles-researchers