Kultum untuk Ibu, dll.

03/02/2023

 

Kultum untuk Ibu

 

manakala petang bermandi cahaya

ibunda kesepian,

aku tak pernah menyaksikannya

selengang itu.

aku timbul tenggelam di dekat jendela

lika-liku angin mengintai,

aku ingin berlari

memberinya kultum.

 

Subang, 2021

 

 

Perjamuan di Akhirat

 

Merakit perjamuan

dengan iringan doa purba,

sejak puluhan tahun silam

memanen usia tanpa dekap ibunda.

ruang gerak sudah koyak

suara-suara datang mengejar rebutan

sendi-sendi menilap,

inilah saat perjamuan itu

di jantung akhirat.

 

Subang, 2021

 

 

Meretas Ingatan

 

Aku membuat agenda

yang meretas ingat

seperti sekumpulan anak tupai

di antara pohon tufah.

sajak ibunda mendarat

di pelupuk mata,

memberikan sejumput dahaga

aku kehilangan kata.

 

Subang, 2021

 

 

Pertanda

 

di jantung bayang

ibu mengupas kesedihan

membagikannya pada tetangga,

ia menyeru nama demi nama

seperti pekarangan yang asing

dan itu pertanda

dunia tak lagi sama.

 

Subang, 2021

 

 

Magis Pelukan Bunda

 

Orang-orang berteriak kalap

tapi belum gila

satu di antaranya menyulam lelah

dipikulnya sampai ujung samudra

selaksa peristiwa dalam bait-bait senja.

dan meski pelukan bunda tak selebar dulu kala

ia masih pulang ke buaian bunda

menceramahi orang-orang di bawah jembatan

“jangan sampai berkawan sesal”

 

Subang, 2021

 

 

Nida Nur Fadillah, kelahiran Subang pada tahun 1999. Menamatkan studi program sarjana dari Universitas Pendidikan Indonesia. Menulis puisi, cerpen, artikel, esai, dan cerita anak. Puisi-puisinya tersiar di media cetak, yakni Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Bangka Pos, Harian Bhirawa, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Malang Post, Radar Tasikmalaya, juga tayang di media online, yaitu Kabar Madura, Gadanama, Kami Anak Pantai, Metafor, Tajdid, Salik, Nolesa, Takanta, dan Langgam Pustaka. Buku antologi cerpen tunggalnya berjudul “Sebelum Dendam Memudar” LovRinz Publishing (2019). Bagi Nida menulis umpama terapi.