Judul: SERPIHAN KISAH RAJA-RAJA TANOF PADA KERAJAAN TAEBENU
DAN IMPLIKASINYA BAGI GENERASI MUDA MASA KINI
Penulis: Eklianindi Yosina Saekoko
Ukuran Buku: 14.8 x 21 cm | 61 Halaman
Tahun: 2025
Kata “Taebenu” berasal dari tiga suku kata dalam Bahasa Atoni Meto, yaitu “Tae” yang berarti lihatlah, “Ho” yang berarti kamu/engkau, dan “Benu” yang berarti saudara. Kata “Taebenu” memiliki arti “lihatlah saudara kamu”. Kata “Taebenu” juga merupakan sapaan untuk anak laki-laki keturunan yang bermarga Tanof dan merekalah yang berhak menjadi raja pada Kerajaan Taebenu. Raja Taebenu pada saat itu mendirikan sebuah sonaf (istana) di atas daerah perbukitan dengan pemandangan alam yang menyejukkan mata. Letak sonaf ini dianggap strategis karena berada di daerah yang cukup tinggi dengan arah utaranya menghadap ke pantai untuk mempermudah mereka dalam memantau musuh. Jika ada musuh yang masuk ke Kota Kupang melalui jalur laut, maka Raja Taebenu mudah melihatnya. Setelah itu, berita kehadiran musuh akan disebarkan kepada fetor (pemimpin tertinggi dalam suatu kampung) lain dengan cara menembakkan panah api ke langit.