Judul: Mama Nagasari : sekelumit manaqib, kilas biografi, silsilah, dan geneologi
Penerbit: Langgam Pustaka
Pengarang: Yandi Irshad Badruzzaman
Tahun: 2024
Buku: 414 halaman | 14,8 x 21 cm
ISBN 978-623-8521-38-8
ISBN 978-623-8521-39-5 (PDF)
Link: https://www.langgampustaka.com/produk/buku/biografi/mama-nagasari-sekelumit-manaqib-kilas-biografi-id425.html
Website: https://www.langgampustaka.com/
Email: langgampustaka@gmail.com
“Menelusuri dan mengguar silsilah sejarah adalah salahsatu bentuk terimakasih kepada para leluhur yang telah mendahului kita dalam kebaikan. Hal yang sangat maklum adanya bahwa memahami alur silsilah ini merupakan suatu urusan yang cukup rumit. Kiranya, Semoga ananda dimudahkan dalam segala urusan dan niat baiknya.”
—Mama KH. Endang Ajidin
(Kasepuhan Karamat Pamijahan – Tasikmalaya)
Mama Nagasari atau KH. Ahmad Bahruddin adalah seorang ulama besar pada zamannya. Beliau merupakan murid kinasih dari KH. Rd. Aon Abdul Majid Mangunreja dan Mama KH. Ahmad Syuja’I Gudang yang menjadi sentrum para ulama di Jawa Barat - Tatar Pasundan. Beliaupun merupakan sosok ulama mastur yang lebih suka mengubur dirinya dalam tanah ketidakterkenalan.
Dalam buku ini, penulis hendak menghimpun sekelumit sejarah singkat seorang tokoh besar dibalik layar tersebut. Objek yang dibahas dalam buku ini konon merupakan sosok úlama yang menjadi gurunya para Kiai, Ajeungan, ustadz, santri hingga masyarakat pada umumnya. Beliau dikenal sebagai representasi ‘ulama yang tabahhur, nyagara, bahr al-ulum. Kiai ahli hikmah yang juga mufassir, faqih pula dikenal dengan kemampuannya bela diri. Namun, keáliman, kesalehan dan sirr-nya justeru jarang terekspose atau bahkan tidak pernah disinggung sedikitpun walau hanya pada Majalah Islam lokal Tasikmalaya yang konon melegenda pada saat itu seperti al-Imtisal dan al-Mawaidz.
Oleh karena itu, buku yang disusun secara naratif ini tak lain sebagai ikhtiar menghimpun serpihan puzzle hikayat Mama Nagasari yang masih berserakan untuk kemudian diketahui dan diteladani bersama. Tegur sapa dan kritik membangun sangat penulis harapkan adanya, mengingat bahwa sejarah adalah bagian dari masa lampau yang disaksikan banyak orang. Maka, kesempurnaan buku biografi ini perlu diupayakan sehingga manfaatnya bisa optimal bagi generasi-generasi muda mendatang.